Pieter Lydian: 3 Tren Sosial di 2021 yang Dapat Meningkatkan Bisnis

Tren Sosial di 2021

thePONSEL.com – Tahun 2020 merupakan tahun yang membawa perubahan dalam berbagai aspek kehidupan; mulai dari cara beraktivitas hingga kebiasaan kita saat bekerja dan bermain.

Di saat kita berupaya untuk bertahan menghadapi dampak kemanusiaan dan ekonomi dari COVID-19, keadaan ini juga menjadi momen untuk merefleksikan diri dan menyusun rencana masa depan di Indonesia. 

Pandemi ini merupakan pandemi global pertama di era digital. Sebagai perusahaan teknologi yang menghubungkan miliaran orang di seluruh dunia, Facebook melihat bagaimana peristiwa ini mempersingkat rencana transformasi digital selama lima tahun menjadi hanya beberapa bulan.

Orang cenderung semakin menghabiskan waktu mereka di ranah daring untuk terhubung dengan satu sama lain, bekerja, berbelanja, bermain game, dan lainnya.

Seperti yang telah kami lihat dari tahun ke tahun, orang menjadi sangat cepat beradaptasi dengan teknologi baru, sehingga bisnis juga harus mengikuti perkembangan ini.

Namun dengan ketidakpastian ekonomi, ekspektasi publik terhadap pengalaman yang mereka dapatkan dengan bisnis berkembang lebih pesat dari biasanya. 

Bisnis memiliki kesempatan untuk menjadi kekuatan utama yang mendorong pemulihan ekonomi di masa-masa mendatang. Di Indonesia, dimana pelaku UKM berkontribusi hampir 61 persen bagi PDB, banyak diantara mereka yang bergantung pada ketahanan dan proses pemulihan.

Untuk mewujudkan hal ini, mereka harus bisa beradaptasi dengan cepat terhadap kebutuhan konsumen baik secara daring maupun offline dan menemukan cara agar bisnis mereka dapat terus berjalan.

Sejumlah bisnis dari berbagai skala sudah melakukan hal tersebut – berani mengambil langkah perubahan yang menakjubkan melalui kreativitas mereka. 

Di Facebook, kami berada di tengah komunitas dan perdagangan dimana bisnis dapat mengambil inspirasi dari tren yang kami amati. Pada awal 2020, kami telah menyampaikan lima tren sosial yang muncul di dalam platform kami; mobile, video, berbagi singkat, berkirim pesan, dan e-commerce.

Menyambut tahun 2021, tren-tren ini sangat terlihat di Asia Pasifik, termasuk di Indonesia, mendorong bisnis dari berbagai skala untuk dapat beradaptasi dengan penjualan daring.

Baca juga:   Check-in PeduliLindungi Bisa Langsung di Aplikasi DANA

Meskipun toko fisik akan selalu menjadi bagian penting dalam kehidupan sosial dan kesejahteraan ekonomi dari komunitas lokal, terlihat jelas bahwa e-commerce akan terus bertumbuh.

Lalu, apa makna dari tren-tren tersebut bagi bisnis dan area apa saja yang sebaiknya mereka fokuskan di tahun 2021? 

Mobile dan video pendek 

Mari mulai dengan video. Kami telah membagikan perkembangan popularitas video dari tahun ke tahun, namun 2020 memecahkan seluruh rekor tersebut seiring dengan kegiatan sebagian besar orang yang lebih banyak menghabiskan waktu di rumah karena karantina wilayah dan pembatasan sosial.

Salah satu contohnya adalah fenomena live-streaming di periode karantina, yang menyebabkan sektor ini tumbuh sebesar 45 persen pada Maret dan April secara global. Selain itu, Indonesia berkontribusi sebesar 77,5 persen dari total penonton video digital.

Video pendek sangat populer karena dapat menjadi sarana ekspresi diri dan hiburan yang sangat dibutuhkan. Berdasarkan tren tersebut, kami berharap bahwa perpaduan baru berbelanja daring – sebuah penggabungan antara hiburan dan penjualan yang diinisiasi oleh kreator konten, akan terus berkembang.

Sehingga bisnis yang ingin diperhatikan dan didengarkan, akan berusaha untuk berpikir mengenai bagaimana penampilan visual mereka di ranah daring. 

Baca juga:   OPPO Buka Penjualan Luring A79 5G, Ini Daftar Keuntungannya!

Discovery Commerce 

Kedua, bisnis perlu menyadari fakta bahwa orang segala usia kini terbuka pada cara-cara baru dalam menemukan produk dan berbelanja.

Hal ini membutuhkan pola pikir yang inovatif. Sekarang merupakan waktu untuk berani bereksperimen dengan model berbelanja baru seperti berbelanja langsung dari kanal media sosial, berbelanja melalui siaran langsung, klik-dan-kumpulkan atau layanan berlangganan, dan mengadopsi teknologi terkini seperti augmented reality.

Hal ini juga berarti bahwa bisnis perlu mengonsepkan ulang platform yang dapat mendorong kehadiran bisnis agar lebih mudah ditemukan. Sebagai contoh, di tahun ini kami memperkenalkan Facebook Shops yang memudahkan bisnis untuk mendirikan toko daring yang dapat diakses oleh konsumen, baik di Facebook maupun Instagram.

Metode lain dapat berupa mengantarkan orang ke toko Anda melalui video 360, membantu orang mencoba produk di rumah menggunakan filter AR (contoh: bagaimana warna lipstik terlihat di pembeli), atau menggunakan iklan yang dapat dimainkan untuk mendorong interaksi konsumen dengan produk Anda dengan cara yang menyenangkan (contoh: menyediakan konsumen Anda pengalaman test drive mobil melalui aplikasi).

Hal ini juga berarti bisnis harus memperhatikan momen lokal seperti Mega Sale Days, seperti 9.9, 10.10 dan 11.11 yang kini mendorong pola perilaku baru yakni memberikan hadiah untuk diri sendiri (self-gifting). 

Percakapan dan perdagangan lintas batas 

Terakhir, bayangkan tentang percakapan dan perdagangan lintas batas. Kami telah melihat bahwa berkirim pesan merupakan salah satu cara yang sangat berkembang dan diminati orang untuk dapat berinteraksi dengan bisnis.

Baca juga:   Ini Harga dan Keunggulan realme GT 2 Master Explorer Edition

Lebih dari 175 juta orang mengirim pesan ke akun WhatsApp Business setiap harinya di seluruh dunia, dan kami memperkirakan angka ini akan terus meningkat.

Dalam setahun terakhir, kami mencatat total percakapan sehari-hari dari orang dan bisnis di Messenger dan Instagram tumbuh lebih dari 40 persen. Aktivitas seperti menelpon dan mengirim email ke bisnis bukan hanya menghabiskan banyak waktu dan sumber daya, cara ini juga kurang diminati oleh konsumen.

Perubahan cara bagaimana orang berkomunikasi mengindikasikan bahwa bisnis perlu membuat sarana berkirim pesan untuk berinteraksi dengan konsumen mengenai produk, logistik, dan pertanyaan umum lainnya.

Seiring dengan pesatnya digitalisasi di berbagai industri, hal ini memperkuat peluang untuk berbisnis lintas batas. Karenanya, bisnis juga perlu membangun koneksi secara aktif dalam setiap tahapan pengalaman berbelanja konsumen. 

Kita berada di era baru perdagangan, yang kami prediksi akan berkembang dengan pesat. Namun beberapa hal akan tetap sama – orang lebih memilih berinteraksi dengan bisnis sebagaimana manusia saling berinteraksi: bersifat personal dan bebas hambatan.

Cara orang menemukan produk dan jasa baru kini menjadi sebuah pengalaman sosial. Mulai dari terhubung dengan bisnis kesukaan melalui kolaborasi bersama kreator konten, atau berinteraksi dengan bisnis lokal saat Facebook Live – kami melihat banyak pengalaman yang unik dari tren ini.

Apapun skala bisnis Anda, memastikan bisnis tersebut mudah terlihat, dapat ditemukan, dan mampu berinteraksi secara lintas batas, akan menjadi faktor utama untuk dapat beralih dari sekedar bertahan menjadi terus berkembang. 

5 1 vote
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments