thePONSEL.com – Untuk mendukung program PJJ, pemerintah berupaya meningkatkan penggunaan produk teknologi informasi dan komunikasi (TIK) buatan lokal, terutama laptop, dan membentuk konsorsium untuk menggarap proyek Laptop Merah Putih di bawah naungan Dikti Edu.
Proyek Laptop Merah Putih nantinya akan dikembangkan bersama antara konsorsium industri TIK lokal dengan Institut Teknologi Bandung, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, dan Universitas Gadjah Mada.
Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi mengungkapkan bahwa proyek Laptop Merah Putih ini akan mendorong penggunaan produk TIK lokal, terutama untuk bidang pendidikan.
“Belanja pemerintah untuk produk dalam negeri betul-betul kita dorong. Tidak boleh kita impor – impor, padahal kita bisa produksi. Harus dibasmi orang-orang yang masih main di sini,” ujar Luhut dalam tayangan YouTube Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi RI.
Untuk memuluskan proyek tersebut, pemerintah telah menganggarkan Rp 17 triliun dana pengadaan TIK lokal hingga tahun 2024.
Strategi pemerintah dalam meningkatkan industri TIK lokal ini juga didukung sejumlah program seperti penyediaan akses pasar, penyerapan produksi dalam negeri untuk barang dan jasa pemerintah, peningkatan kapasitas sumber daya manusia, hingga permodalan.
“Ini juga jadi salah satu kebanggaan kita, selain itu produsen PDN juga diminta meningkatkan peserta didik SMK dalam praktek perakitan dan tenaga after sales service, jadi semua ekosistem semua bergerak. Ini jadi praktik baik dalam pembelian dalam negeri,” jelasnya.
100% Produksi Dalam Negeri
Dalam pemaparannya, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI telah mengalokasikan APBN 2021 senilai Rp 1,3 triliun untuk pengadaan 189.165 unit laptop yang seluruhnya diproduksi oleh industri lokal.
Sementara pemerintah daerah memiliki dana alokasi khusus atau DAK fisik sebesar Rp 2,4 triliun untuk pengadaan 242.565 unit laptop.
Konsorsium proyek Laptop Merah Putih sendiri didukung oleh enam produsen dalam negeri seperti PT Zyrexindo Mandiri Buana, PT Tera Data Indonesia, PT Supertone, PT Evercross Technology Indonesia, PT Bangga Teknologi Indonesia (Advan), dan Acer Manufacturing Indonesia.
Dalam penjelasannya, Kementerian Perindustrian menyebutkan bahwa seluruh pabrikan lokal tersebut telah memenuhi TKDN lebih dari 25%. Sementaraa untuk kesiapan produksi laptop lokal ditargetkan mencaapai 781.000 unit pada November 2021.
“Kita berharap makin banyak yang diproduksi (laptop) dalam negeri, sejalan dengan dana yang pemerintah punya. Kita akan bikin aturan untuk menambah produk dalam negeri,” ujar Luhut.