Selain memberikan penghargaan kepada para pelaku industri telekomunikasi, tahun ke-7 penyelenggaraan Indonesia Golden Ring Award (IGRA) 2015 ini juga digelar talk show bertema ”Mendorong Ekosistem 4G LTE dan Penguatan Konten Lokal”, yang didukung Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI).
Talkshow tersebut dihadiri oleh Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, para CEO operator telekomunikasi, vendor handset, serta perusahaan perintis (startup). Rudiantara mengatakan, Indonesia harus mengejar ketertinggalan dengan Negara maju di bidang ICT. Olehkarenanya, seluruh potensi yang ada, harus bersinergi. Terutama ekosistem device (perangkat), network (operator), dan application (aplikasi). ”Jika ketiganya tidak berfungsi dengan baik, maka broadband di Indonesia akan pincang,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Rudiantara juga menegaskan bahwa aplikasi local adalah bagian dari ekosistem yang masih harusdidorong. ”Penyelesaian refarming (penataan ulang) 4G-LTE di frekuensi 1.800 MHz diharapkan selesai bulan ini.Sementara perangkat 4G LTE sudah banyak tersedia di pasar. Nah, aplikasi lokal yang perlu didukung,” paparnya.
Ketua Umum ATSI, Alexander Rusli juga menyampaikan “Penghargaan seperti ini diharapkan dapat memacu tumbuhnya perekonomian Indonesia berbasis teknologi, mendorong terciptanya industri kreatif di sektor TIK, serta memberikan edukasi kepada masyarakat terkaitlayanan 4G LTE,” ungkap Alexander Rusli.
Ketua Organising Committee IGRA 2015, Danang Arradian menyebut, penghargaan yang diberikan di ajang IGRA 2015 bertujuan untuk memberikan apresiasi terhadap pencapaian yang telah diraih oleh para operator, vendor, startup, serta pelaku industri lainnya selama setahun terakhir. ”Kami berharap penghargaan yang diberikan dapat memacu pelaku industri telekomunikasi untuk terus memberikan layanan dan produk yang lebihbaik,” ungkap Danang.
Penghargaan IGRA 2015 dinilai dari tim yang terdiri Panel Juri dan Anggota Tim Juri. Panel Juri berperan merumuskan nominasi untuk masing-masing kategori. Adapun anggota tim juri terdiri dari 75 jurnalis di bidang teknologi dan penilaian dilakukan melalui polling.